✿ “Ya Ukhti Maukah Engkau Menikah Denganku” ✿
Dan dalam hadist yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Jabir Radhiyallahu ‘anhu :
“Apabila seseorang diantara kalian meminang wanita, maka apabila dia bisa melihat apa yang mendorongya untuk menikahinya, maka lakukanlah.”
Ia mengatakan : “ Aku (Jabir) melamar seorang gadis, lalu aku bersembunyi untuknya agar aku bisa melihat darinya apa yang dapat mendorongku untuk menikahinya, lalu aku menikahinya.” (HR. Abu Dawud : 2084, dan menurut Imam Adz Dzahabi, para rawinya tsiqah)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Al-Mugirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu yang meminang seorang wanita :
✿ Kedua : Tidak boleh meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya semuslim
Tentang hal ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
Dalam riwayat yang lain terdapat lafadzh “ atau laki-laki yang mengkhitbah mengijinkannya”
Pada masalah ini ada beberapa kondisi :
- Yaitu seorang laki-laki mengkhitbah seorang wanita, dan wanita tersebut atau walinya menyetujuinya maka pada kondisi ini tidak boleh laki-laki lain untuk datang mengkhitbah wanita tersebut. Dalam masalah ini tidak ada khilaf sebagaimana yang dinukilkan oleh Ibnu Qudamah.
- Yaitu wanita yang dikithbah menolaknya maka jika kondisinya seperti ini maka boleh bagi laki-laki yang lain datang untuk mengkhitbahnya.
- Yaitu wanita yang di khitbah didapatkan dari dirinya apa yang menunjukkan ia ridho terhadap laki-laki yang mengkhitbahnya tetapi secara sindiran tidak secara jelas, maka jika seperti ini tidak boleh bagi yang lain untuk mengkhitbahnya berdasarkan dzohir hadits.
- .Jika belum diketahui wanita itu menerima atau menolaknya, maka yang seperti inipun wallahu a’lam ana pribadi cenderung kepada pendapat yang mengatakan tidak boleh bagi laki-laki lain mengkhitbahnya.
Kita sandarakan segala urusan kita kepada Allah. Agama kita mengajarkan untuk melaksanakan shalat istikharah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari JabirRadiyallahu ‘anhu menuturkan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengajari kami istikharah di dalam segala urusan kami, sebagaimana mengajari kami surat di dalam al-Qur’an, yaitu beliau bersabda : “Bila salah seorang di antara kalian mempunyai urusan maka shalatlah dua rakaat, lalu berdoalah : ‘Ya Allah, saya meminta dengan ilmu yang ada pada-Mu, pilihan yang terbaik bagiku, saya minta ditetapkannya urusanku ini, sesuai kehendak-Mu, saya memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkaulah yang menetapkan sedang saya tidak bisa menetapkan. Engkau yang tahu sedang saya tidak tahu, Engkaulah yang Maha Tahu tentang perkara-perkara ghaib. Ya Allah, bila menurut-Mu urusan ini baik bagi diriku, agamaku, penghidupanku, dan juga baik akibat-akibatnya, (dalam riwayat lain disebutkan : di masa sekarang atau di kemudian hari) maka tetapkanlah hal itu untukku. Namun, bila menurut-Mu urusan ini jelek bagi diriku, agamaku, penghidupanku, dan juga jelek akibat-akibatnya, (dalam riwayat lain disebutkan : di masa sekarang atau di kemudian hari) maka jauhkanlah hal itu dariku dan jauhkanlah aku dari hal itu. Tetapkanlah selalu kebaikan untukku apapun keadaannya, lalu jadikanlah aku ridha kepadanya. Setelah membaca doa itu hendaklah ia menyebutkan keperluannya.’” (HR. Bukhari)
✿ Keempat : Wanita yang telah dikhitbah statusnya tetap wanita ajnabiyyah (asing/bukan mahram) sampai dilaksanakannya akad nikah. Maka diharamkan apa-apa yang diharamkan bagi wanita asing. Seperti berduaan, jalan bareng atau yang lainnya
✿ Kelima : Tidak ada tukar cincin dalam khitbah (lamaran)
Karena hal ini bukanlah bagian dari adat kaum muslimin bahkan hal ini adalah adatnya atau kebiasaannya orang kafir yang kita diperintahkan untuk menyelisihinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
adapun jika memakai cincinnya tersebut disertai dengan keyakinan syirik maka hukumnya syirik. Naudzubillah
Itu diantara perkara yang penting yang perlu diketahui berkaitan dengan masalah khitbah, semoga penjelasan yang sederhana ini bermanfaat untuk kita semua. Wallahu a’lam bisshawwab
Source : http://nikahmudayuk.wordpress.com/2012/03/03/ya-ukhti-maukah-engkau-menikah-denganku/
0 komentar:
Posting Komentar