
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Untukmu wahai muslimah yang ingin
menjadi seorang muslimah yang baik, yang shalihah yang akan menjadi sebab
kebaikan untuk dirimu didunia dan diakhirat. Wanita shalihah bukan wanita yang
sibuk dengan dunia dan melupakan agamanya, bukan juga wanita yang hanya
memperhatikan pelampilan lahiriah tanpa perduli dengan keadaan bathiniahnya,
bukan juga wanita yang tidak memenuhi kewajibannya walaupun mungkin secara
fisik mereka mempesona tetapi pada hakekatnya mereka wanita yang buruk. Tetapi
wanita-wanita yang shalihah yang pesonanya ada pada ketaatan mereka kepada
Allah dan penunaian mereka terhadap kewajiban mereka, dan diantaranya lagi
sebagaimana yang disebutkan dibawah ini :
1. Muslimah yang mentaati Allah dan Rasul-Nya.
Wanita
shalihah adalah seorang wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seorang
wanita yang jika Allah telah menetapkan sesuatu ia tidak akan mencari pilihan
lain selain berkata, “Saya mendengar dan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.”
Karena ia tahu tidak ada kebahagiaan di dunia dan di akhirat kecuali dengan
taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Dan ini bukti kejujuran cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allahsubhaanahu
wa ta’aalaa berfirman
:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu dan mengampunkan
dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’.”
(Qs. Ali Imran [4] : 31)
Allah Ta’aalaa berfirman :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ
وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada
pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa yang
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah tersesat dengan
kesesatan yang nyata.”
(Qs.
al-Ahdzab [33] : 36)
Asy-Syaikh
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah memberikan pengertian orang shalih
adalah : “Seseorang
yang menunaikan hak Allah dan hak hamba Allah.“(Syarhu
Kasyfisy Syubhaat : 25)
Maka seorang wanita shalihah adalah
seorang muslimah yang menunaikan hak Allah dengan beribadah hanya
kepada-Nya, menjalankan shalatlimawaktu, melaksanakan puasa pada bulan
ramadhan, memakai hijab syar’i dan kewajiban yang lainnya. Mereka juga
menunaikan hak hamba-hamba Allah, berakhlaq mulia dan membantu mereka. Inilah
pesona mereka bukan seperti wanita yang jauh dari agama, yang tak kenal Allah,
tak kenal shalat, durhaka pada orang tuanya, tidak mau memakai hijab dan
penyelisihan syar’i lainnya.
2. Muslimah yang memakai
hijab syar’i.
Agama Islam adalah agama yang tegak untuk
kemaslahatan (kebaikan) manusia, setiap perkara yang disyari’atkan di dalam
agama Islam maka di dalamnya terkandung kebaikan yang banyak di dunia dan di
akhirat. Dan ketika agama kita melarang dari sesuatu maka ketahuilah, di
dalamnya terdapat bahaya yang membahayakan bagi seseorang yang melakukannya di
dunia dan di akhirat. Di antara syari’at kita adalah memerintahkan kepada
seorang wanita untuk berhijab dan di dalamnya terkandung manfaat dan kebaikan
yang sangat banyak baik di dunia maupun di akhirat. Ini di antara bentuk pesona
seorang muslimah, mereka menutup auratnya sehingga tidak menjadi fitnah bagi
dirinya dan yang lain.
Alllah Subhaanahu
wa ta’aalaa berfirman :
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ
أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ
التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutupi ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa
itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
(Qs. al-A’raaf [7] : 26)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ
أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin : ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka.’Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Qs. al-Ahzab : 59)
Di bawah ini syarat Jilbab (hijab) yang dikenakan bagi seorang wanita :
1.
Menutupi seluruh
tubuh.
2.Tidak berfungsi sebagai perhiasan.
3.Kainnya yang tebal, tidak
yang tipis.
4. Hendaknya yang longgar, tidak sempit (ketat).
5. Tidak
memakai wewangian yang yang tercium baunya.
6.Tidak menyerupai pakaian
laki-laki.
7.Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.===8.Bukan pakaian
mencari syuhrah (ketenaran).
3. Muslimah yang rajin
menuntut ilmu dan berdakwah di jalan Allah.
Di
antara pesona wanita shalihah, mereka semangat mencari ilmu agama. Ilmu
yang dapat menguatkan aqidah dan keimanan mereka. Sehingga menambah ketakwaan,
kekhusyuan, dan keshalihan mereka. Ilmu yang dimaksud di sini adalah
mengenal Allah, agamanya, dan nabinya. Karena mereka tahu asas perbaikan
dirinya, keluarganya dan ummat ini adalah dengan ilmu agama. Dan sebaliknya
sebab terbesar kemunduran dirinya, keluarganya dan ummat ini karena jauh dari
agamanya.
Lihatlah bagaimana ‘Aisyah istri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam semangat dalam menutut ilmu agama
sehingga menjadi ulama dan rujukan di kalangan shahabat radhiyallaahu ‘anhum.
Lalu
tengoklah sebuah kisah tentang ilmu putrinya Sa’id bin al-Musayyib. Pada suatu
pagi yang ia baru menjadi pengantin dengan salah seorang dari muridnya ayahnya
ketika suaminya mengambil pakaiannya hendak keluar rumah, lalu istrinya, yang
merupakan putri Sa’id bin Musayyib berkata : “Suamiku hendak pergi ke mana?”
Suaminya menjawab, “Pergi ke majelis Sa’id bin al-Musayyib, untuk belajar.”
Istrinya berkata, “Duduk di sini saja! Aku akan mengajarkan kepadamu seluruh
ilmu Sa’id bin Musayyib.” Lihatlah wahai muslimah, karena karunia Allahlah
putrinya Sa’id mempunyai ilmu yang sangat luas, kemudian karena semangatnya
dalam mencari ilmu agama.
Atau lihatlah semangat dakwah Ummu Sulaim yang
meminta mahar dengan keislaman calon suaminya. Ketika Abu Thalhah ingin melamar
Ummu Sulaim yang telah ditinggal mati oleh suaminya, Ummu Sulaim berkata,
“Wahai Abu Thalhah, lamaran orang sepertimu tidak pantas untuk ditolak. Tapi,
engkau seorang kafir sedangkan aku seorang muslimah. Aku tidak boleh menikah
denganmu.” Abu Thalhah berkata, “Engkau meminta mahar apa? Emas dan Perak?”
Ummu Sulaim berkata, “Aku tidak ingin emas dan perak. Aku hanya ingin mahar berupa
keislamanmu.” Abu Thalhah berkata, “Siapa orang yang bisa membantuku dalam hal
ini?” Ummu Sulaim berkata, “Rasulullah.” Lalu Abu Thalhah pergi ke tempat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang ketika itu sedang duduk-duduk di
tengah shahabat beliau. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Abu Thalhah datang kepada kalian dan sinar Islam
terlihat di kedua matanya.” Abu Thalhah pun menceritakan perkataan Ummu Sulaim
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas beliau menikahkan Abu
Thalhah dengan Ummu Sulaim dengan mahar keislamannya. Tsabit berkata, “Tidak
ada mahar yang lebih mahal dari maharnya Ummu Sulaim. Ia ridha Islam sebagai
maharnya.”
Lihatlah pesona wanita shalihah, semangat dalam menuntut ilmu,
amal dan dakwah lalu bandingkanlah dengan wanita yang tenggelam pada kemewahan
dunia. Orientasinya hanya dunia bahkan sebagian mereka rela menjual diri dan
agamanya hanya untuk sedikit dari harta dunia…!!
4. Muslimah yang berakhlak
baik.
Di antara bentuk pesona muslimah yang baik adalah ia
bertabiat baik, berperangai menarik dan memiliki akhlak yang mulia. Ia
senantiasa menjaga adab-adab Islam, mempunyai sifat malu, shabar, dan menahan
lidahnya dari perkataan yang sia-sia. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda
:
إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا.
“Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah yang
paling baik akhlaknya.”
(HR. Bukhari dari Abdullah bin Amr)
Di antara perangai mereka adalah memiliki rasa malu, dengan rasa malu
itulah mereka terdorong untuk meninggalkan keburukan dan tidak menghalangi dari
kebaikan. Tidak seperti wanita yang tak kenal agama yang mempunyai
sedikit dari rasa malu sehingga memicu timbulnya berbagai macam keburukan.
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
الْحَيَاءُ
لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikkan.”
(HR. Bukhari : 1/46 dari Imran Bin Husain)
Di samping memiliki rasa malu mereka juga berjiwa penyabar. Shabar
menghadapi berbagai macam cobaan dan shabar dari perkara yang lainnya. Lihat
bagaimana keshabaran pemimpin wanita shalihah Khadijah istri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam ketika
mengalami kepedihan, kesusahan dalam membantu dakwah Rasulullahshallallaahu
‘alaihi wa sallam di
mana ketika orang-orang Quraisy menghadang dakwahnya, Khadijah adalah orang
yang pertama kali menerima dan membantu dakwahnya. Dan di antara akhlak
mereka lagi adalah lembut dalam bertutur kata. Maka dari itu tidak keluar dari
lisannya kecuali perkataan yang menyejukan hati. Karena mereka tahu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Perkataan yang baik adalah shadaqah.”
(HR. Bukhari : 8/14 dari Abu Hurairah)
Di samping itu mereka selalu berkata jujur kepada suaminya atau kepada
orang lain. Karena mereka menyadari perkataan dusta adalah sebuah perbuatan
maksiat bahkan tanda kemunafikan.===Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :====آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا
حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ===“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta,
apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan akhlak-akhlak baik lainnya yang menghiasi mereka. Itulah pesona
mereka.
5. Muslimah yang kelak jika
menjadi seorang Istri, ia taat kepada suaminya.
Di antara
pesona seorang muslimah yang baik adalah ia menjadi istri yang taat kepada
suaminya, karena ia tahu kewajiban seorang istri adalah taat kepada suaminya.
Allah Ta’aalaa berfirman :
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ
“Maka perempuan-perempuan yang shalih, adalah yang taat (kepada Allah)
dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga
mereka.” (Qs. an-Nisaa’: 34)
Berkata Ibnu Abbas radhiyallaahu
‘anhu dan selainnya
tentang firman Allah Ta’aalaa“(Perempun-perempuan
yang taat : قَانِتَاتٌ ), perempuan-perempuan yang taat kepada suami-suami mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir pada ayat ini)
Dia mentaati suaminya dalam rangka mengharap ridha dan pahala Allah,
karena ia tahu balasan bagi wanita yang taat kepada suaminya serta ancaman bagi
wanita yang tidak taat kepada suaminya.
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إذا صلت
المرأة خمسها، وصامت شهرها، وحصنت فرجها، وأطاعت بعلها، دخلت من أي أبواب الجنة
شاءت
“Apabila seorang istri mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa pada
bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan
masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.”
(HR. Shahih Ibnu Hibban : 9/471 dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu)
إثان لا
تجاوز صلاتهما رءوسهما عبد آبق من مواليه حتى يرجع ومرأة عصت زوجها حتى ترجع
“Ada dua orang yang mana shalat mereka tidak naik melewati kepala
mereka; yakni seorang budak yang lari dari majikannya hingga kembali kepadanya,
dan seorang istri yang bermaksiat kepada suaminya hingga ia kembali taat.”
(HR. ath-Thabarani, al-Hakim dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani di
dalam ash-Shahihah dari ‘Abdullah bin Amr al-Ash radhiyallahu ‘anhu)
Seorang
istri shalihah selalu berusaha untuk taat kepada suaminya karena ia mengetahui
besarnya kedudukan seorang suami. Sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لو كنت
آمرا أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها
“Seandainya aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain,
maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.“
(HR. at-Tirmidzi 3/465, dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Seseorang tidak boleh sujud kepada orang lain, kalau seandainya boleh
maka Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam akan
memerintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya, hal ini menunjukkan
besarnya kedudukan seorang suami.
Akan tetapi ketaatannya kepada suaminya
bukan dalam perkara maksiat.
لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada khaliq
(Allah).”
(HR. Imam Ahmad, ath-Thabarani, at-Tirmidzi, dan beliau menyatakan
hadits ini shahih dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi)
Adakah sesuatu setelah ketaatan seorang istri kepada Allah dan Rasul-Nya
yang lebih indah dan mempesona dari ketaatan seorang muslimah kelak kepada
suaminya?! Inilah di antara pesona mereka, sungguh bahagia seorang suami yang
mempunyai istri shalihah. Sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أربع من
السعادة: المرأة الصالحة، والمسكن الواسع، والجار الصالح، والمركب الهنيء
“Empat hal yang merupakan kebahagian : “Istri shalihah, tempat
tinggal yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman…”
(HR. Ibnu Hibban dari
Sa’adbin Abi Waqqash secara marfu’. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani didalam
ash-Shahiihah : 282)
Itulah diantara pesona mereka yang
akan menjadi sebab kebaikkan mereka didunia dan diakhirat, semoga Allah
memperbanyak jumlah mereka.
ditulis oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Untaian Nasehat Untukmu. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar