
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Suatu
ketika Rasulullah sedang duduk, tiba-tiba beliau tertawa sehingga tampaklah
gigi-gigi serinya. Maka sahabat beliau, Umar bin Khathab kebingungan dan
bertanya, “Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, apakah yang
membuatmu tertawa?” Beliau menjawab, “Ada dua lelaki dari umatku yang
dikumpulkan di hadapan Rabbul Izzah, Allah Azza Wajalla. Salah satu di
antaranya berkata, ‘Wahai Rabb, ambilkanlah hakku yang dizhalimi oleh orang
ini!’ Maka Allah berfirman, ‘kembalikan hak saudaramu yang telah engkau
zhalimi!’ Orang itu berkata, ‘Wahai Rabb, tidak ada lagi kebaikan yang
tersisa.’ Yang seorang lagi berkata, ‘Wahai Rabb, biarlah dia menanggung
sebagian dari dosa-dosaku!’
Rasulullah mencucurkan air matanya kemudian
bersabda, “Sungguh, hari itu adalah hari yang berat. Pada hari itu manusia
perlu dipikulkan dosa-dosanya..”
Maka Allah berfirman kepada orang yang
dizhalimi itu, “Angkatlah matamu dan perhatikanlah surga-surga itu!” Orang itu
berkata, “Wahai Rabb, aku melihat kota-kota dari perak dan istana-istana emas
yang ditaburi mutiara. Untuk nabi, orang shaddiq, atau syahid yang mana semua
ini?” Allah berfirman, “Ini semua untuk siapa saja yang membayar harganya.”
Orang itu berkata, “Wahai Rabb siapa pula yang memiliki harganya?” Allah
berfirman, “Engkau memilikinya.” “Dengan apa, wahai Rabb?” tanyanya. “Dengan
pemberian maafmu kepada saudaramu.” “Wahai Rabb, aku telah memaafkannya.”
Allah
berfirman, “Peganglah tangan saudaramu itu, lalu bawalah ia memasuki surga.”
Kemudian
Rasulullah bersabda, ittaqullaaha wa ashlihuu dzaata bainikum, fa innallaaha
ta’ala yushlihu bainal mu’miniina yaumal qiyamati. “Hendaklah kalian bertaqwa
kepada Allah dan memperbaiki hubungan di antara sesama kalian, karena
sesungguhnya Allah memperbaiki hubungan di antara orang-orang yang beriman pada
hari kiamat.”
(Hadits Riwayat Hakim dari Anas bin Malik)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Untaian Nasehat Untukmu. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar