
Ada seseorang suami yang mempunyai empat orang
istri, namun sang suami ini mempunyai akhlak yang buruk. Suatu hari dia masuk
ketempat mereka yang sedang berkumpul disana, ternyata mereka sedang
bertengkar, maka dia berkata: “Sampai kapan pertengkaran ini terjadi” menurutku
semua ini sebabnya adalah kamu (dia menunjuk salah satu istrinya)”, ‘pergilah
kamu dengan terthalaq (tercerai)’ istri
yang keduaberkata : “Kamu terburu-buru menceraikannya, kenapa
tidak kamu didik dulu dengan cara yang lain niscaya ia akan menjadi lebih
baik”. Maka sang suami berkata : “Kamu juga tertalaq (tercerai).” Istri
ketiga berkata :
“Semoga Allah memburukkan mu, keduanya selama ini telah berbuat baik kepadamu”.
Dia berkata : “Kamu juga wahai penghitung kebaikkan mereka berdua, tertalak
(tercerai)”. Istri keempat berkata: “
Kamu tidak puas selain menididik para istrimu dengan cara mentalak.” Dia
berkata : “kamu juga tertalak.”
Berita itu terdengar oleh seorang wanita
tetangganya, maka ia datang menemui laki-laki tersebut dan berkata: “Demi
Allah, bangsa Arab tidak pernah menyaksikan kelemahanmu dan kaummu selain
setelah mereka menguji kalian sehingga mereka mendapati kelemahan itu pada
kalian. Kok kamu tega-teganya menceraikan semua istrimu dalam satu waktu yang
sama?”. Lelaki tersebut berkata : “Dan kamu wahai yang berbicara dalam bukan
urusanmu, juga tertalak (tercerai) jika suami mu menyerahkan hak talakmu
kepadaku, maka suaminya berkata”saya telah menyerahkannya padamu”
“Luar biasa”
ada seorang suami dalam satu hari menceraikan lima orang istri, empat istrinya
dan satu istri orang. Dan pada sebagian suami ucapan thalaq sangat mudah keluar
dari lisannya. Sungguh hal ini adalah sebuah realita yang menyedihkan, sehingga
banyak rumah tangga yang hancur, wanita-wanita menjadi janda dan anak-anak
mengalami trauma. Diantara sebabnya adalah sebagian suami tidak bisa menahan
emosi dan amarahnya ketika marah. Padahal Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan kepada seseorang yang meminta
nasihat kepada beliau, lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Janganlah
engkau marah, maka beliau mengulang-ngulangi perkataan tersebut, beliau berkata
“janganlah engkau marah.” (HR.
Bukhari)
Begitu juga Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda
:
وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ ، مَرَّتَيْنِ.
“…
Jika engkau sedang marah maka diamlah. (Diucapkan dua kali)” (HR.
Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad : 1320, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Tidak
bisa menahan marah dan emosi adalah perkara yang sangat berbahaya karena hal
ini menjadi sebab pertengkaran dengan orang-orang yang dicintai atau bahkan
saudara dan kerabat, menjadi sebab perceraian antara suami istri dan dampak
buruk lainnya. Sebaliknya sesesorang yang dapat menahan emosi dan amarahnya
akan membawa kebaikan untuk dirinya didunia dan diakhirat. Allah memuji
orang-orang yang dapat menahan marahnya.
“(yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs.
Al-Imran :134)
Begitu juga Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam menyebutkan
dalam sebuah hadits tentang agar seseorang menahan marahnya
“Bukanlah orang
yang kuat dengan kekuatan dalam bergulat, namun orang yang kuat adalah yang
dapat mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR.
Mutafaqun Alaih)
Orang yang tidak dapat menahan marah dan luapan
emosinya maka kesudahannya adalah penyesalan. Berapa banyak rumah tangga hancur
hanya gara-gara sang suami meluapkan emosi dan amarahnya sesaat yang berujung
pada keluarnya kalimat cerai dari sang suami kepada istrinya, namun setelah
mereda amarah dan emosinya penyesalan yang dia rasakan.
Maka bagi seorang
muslim atau seorang suami terkhusus untuk dapat menahan marah dan luapan
emosinya, diantaranya dengan beberapa perkara dibawah ini:
Pertama : Mengingat
Allah disetiap tempat khususnya ketika sedang marah=Allah Ta’aala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ
اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ
مُبْصِرُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka
ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya.” (Qs.
Al-A’raaf : 201)
Kedua : Mengingat dan mengikuti nasehat Nabi
untuk seseorang menahan marahnya.
Dimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
“Janganlah engkau marah, maka beliau mengulang-ngulangi perkataan
tersebut, beliau berkata “janganlah engkau marah.” (HR.
Bukhari)
Ketiga : Mengingat pahala Allah bagi orang yang
menahan amarahnya
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ
وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah Engkau Pema’af dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Qs.
Al-A’raaf :199)
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman
وَلَمَنْ صَبَرَ
وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
“Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan,
Sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Qs.
As-Syuuraa’ : 43)
Keempat : Berlindung kepada Allah dari godaan
syaithan ketika marah
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ
مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah.” (Qs. Al-A’raaf
: 200)
Kelima : Berwudhu
Berwudhu ketika sedang marah dan
emosi diantara obat untuk meredam marah.
Keenam : Berusaha untuk diam, menjaga
lisan dan tidak berbicara ketika emosi sedang memuncak. Dikarenakan
penyesalan yang akan di dapatkan jika ia tidak menjaga lisannya ketika marah
Ketujuh
: Menyadari akibat buruk yang ia akan dapatkan kalau dia tidak bisa menahan
rasa marahnya. Kalau dia sampai menceraikan istrinya maka banyak akibat buruk
yang ia dapatkan bahkan anak-anaknya dapatkan, yang akhirnya berakhir
pada sebuah penyesalan.
Itu diantara perkara-perkara yang dapat meredam amarah
seseorang suami ketika sedang naik amarah dan emosinya. Semoga Allah melindungi
para suami dari tipu daya syaithan.
ditulis oleh Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty
Source : inginbelajarislam.wordpress.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Untaian Nasehat Untukmu. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar