
Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin
Mudakir Al Jakarty
Wahai istriku, ku teringat sebuah kewajiban
yang harus ku tunaikan sebagai seorang suami, sebagai seorang nahkoda dalam
kapal kita, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga kita, sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam sebuah ayat dan hadist yang tak hanya sekali ku
mendengarnya. Allah Ta’ala berfirman
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى
النِّسَاءِ
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Setiap kalian adalah pemimpin dan
akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin dirumahnya dan
akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang istri pemimpin di rumah
suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya”. ( HR. Bukhari dan Muslim dari
Abdullah Bin Umar Radiyalallahu ‘Anhu)
Wahai istriku, ku akan berusaha menjadi suami
yang baik, yang menyayangimu yang berusaha untuk berta’awun (saling tolong
menolong) dalam kebaikan. Semoga aku bisa merealisasikan sebuah ayat yang tak
jarang aku mendengarnya
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
” Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan
ketakwaan “ ( Qs. Maidah : 2 )
atau ku bisa manjadi seperti seorang hamba yang
Allah rahmati, sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah hadist
“
Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu sholat dan
membangunkan istrinya untuk sholat dan bila tidak mau bangun ia memercikinya
dengan air diwajahnya dan semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun
malam lalu sholat dan membangunkan suaminya untuk sholat dan bila tidak mau
bangun ia memercikinya dengan air diwajahnya” (HR. Ahmad, Ahlu sunan
kecuali At Tirmidzi Hadist ini shahih)
Wahai istriku, ku akan selalu berusaha membuat
dirimu senang, sebagaimana ku senang jika diperlakukan seperti itu.
Diantaranya ku akan berusaha selalu tampil rapih, wangi dihadapan dirimu.
Sebagaimana ku senang jika ku diperlakukan seperti itu.
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالمَعْرُوفِ
“Dan para wanita mempunyai
hak yang seimbang dengan kewajibannya”(QS.AL-Baqarah : 228 )
Wahai istriku, jika engkau melihat dari diriku
rasa cemburu itu bukti rasa cintaku padamu. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga
dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanku yang syar’i menjadi sebab
terjaganya dirimu, ku ingin seperti Sa’ad bin Ubadah bahkan ku ingin seperti
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Berkata Sa’ad bin Ubadah :“
Seandainya aku melihat seorang bersama istriku, niscaya aku akan menebasnya
dengan pedang yang tajam”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “
Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih cemburu
dari padanya, dan Allah lebih cemburu dari padaku” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai istriku, engkau dalam pandanganku seorang
yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang
membuat diriku tambah mencintai dirimu. Engkau diantara anugrah yang terbesar
yang Allah berikan kepada diriku, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda: “ Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan
adalah wanita yang shalihah ” (HR Muslim)
Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pun
bersabda dalam hadist yang lain: “ Barang siapa yang dikaruniai oleh Allah
seorang wanita yang shalihah, berarti dia telah menolongnya atas separuh
agamanya, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada yang separuh yang kedua
“(HR Al Hakim dan dia berkata sanadnya shahih dan
disetujui oleh Adz Dzahabi)
Wahai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan
kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu
terasa oleh diriku, wahai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan
masukkanmu kedalam surga Nya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “
Bila seorang shalat lima waktu, puasa pada bulan ramadhan, menjaga kemaluannya
dan taat kepada suminya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan ” (HR.Ibnu Nuaim di hasankan oleh syaikh Al
AlBani)
Wahai
istriku, ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang terlalaikan,
wahai istriku jangan engkau ragu untuk menasehati jika suamimu keliru, jika
suamimu salah, wahai istriku ku ingin rumah tangga kita dibangun diatas
saling menasehati didalam ketaatan kepada Allah, karena atas dasar inilah agama
kita dibangun. sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Agama
itu adalah nasehat” (HR Muslim)
Wahai istriku, ku ingin hubungan kita dibangun
atas saling percaya dan saling berkhusnudzan (berberbaik sangka) satu dengan
yang lainnya, karena dengan sebab inilah akan menutup celah hal-hal yang
akan menimbulkan hubungan kita tidak harmonis.
Wahai istriku, sebagai
seorang suami ku ingin mengajarkan perkara agama kepada dirimu, tentang permasalahan
tauhid, sholat, puasa dan permasalahan agama yang lainnya, atau mari kita
bersama-sama pergi kemajelis ilmu yang membahas perkara agama dengan pemahaman
yang benar, karena hal ini adalah diantara kewajibanku sebagai seorang suami,
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang
beriman, pelihara dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At Tahrim:6)
Wahai istriku, ku akan melangkahkan kaki ini,
mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku,
sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan istrinya,
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ
سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لا
يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ
يُسْرًا
“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberikan
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban
kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya “ (QS. Ath-Thalaq : 7)
Wahai istriku, ku akan selalu berusaha bergaul
dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan
tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai
pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang
baik dan menjaga perasaanmu, wahai istriku maafkan suamimu jika masih jauh dari
hal itu, ku ingin berusaha berbuat yang terbaik untuki dirmu.
Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“Seorang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang terbaik ahklaqnya, dan sebaik-baiknya kalian ialah
yang terbaik kepada istrinya “
(HR. At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani)
Wahai
istriku, ku ingin engkau akrab dengan kedua orang tuaku. Ku ingin mereka
menyayangimu seperti anaknya sendiri, wahai istriku mulailah dengan berlaku
lemah lembut kepadanya, membantu pekerjaannya, niscaya engkau akan disayang
seperti anaknya sendiri.
Wahai istriku semoga Allah menjaga dan melanggengkan
rumah tangga kita diatas ketaatan kepada Allah hingga akhir hayat kita, dan
memasukan kita kedalam surganya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Untaian Nasehat Untukmu. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar