
بسم الله الرّحمن الرّحيم
oleh : Abu Nasiim Mukhtar
“iben” Rifai La Firlaz
Taat beragama adalah pangkal bahagia!
Sikap
patuh dan taat yang sempurna di hadapan firman Allah dan sabda Rasulullah
merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar. Walau seringnya manusia
mula-mula meragukan, namun keraguan itu selekasnya mesti dibuang jauh-jauh.
Jika Allah dan rasul Nya telah menjatuhkan perintah, apakah masih ada keraguan
yang tersisa?
Kisah mengharukan dan penuh berkesan ini tentang seorang wanita
mulia di masa kenabian. Wanita shalihah itu bernama Fathimah bintu Qais Al
Qurasyiyah Al Fihriyyah.Beliau berasal dari nasab dan garis keturunan yang
mulia,suku Quraisy. Dikenal memiliki kecantikan dan kecerdasan. Nama Fathimah
bintu Qais pun termasuk dalam deretan kaum Muhajirin pertama yang meninggalkan
Mekkah demi agama.
Kehidupan di kota Madinah telah berubah cepat dengan
kedatangan kaum Muhajirin. Mereka disambut dan diterima dengan penuh gembira
dan ceria oleh kaum Anshar. Tidak ada kebencian, tidak ada keterpaksaan.
Persaudaran yang tulus di atas pondasi keimanan dan ukhuwwah.
Di sebuah
kesempatan, Fathimah bintu Qais ditalak oleh sang suami, Abu Bakar bin Hafsh Al
Makhzumi. Talak yang ketiga.Setelah bertanya kepada Rasulullah, Fathimah pun
menjalani masa-masaiddah di rumah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat
yang buta dan terhitung kerabat Fathimah.
Waktu pun terus berjalan.
Selesai
sudah masa iddah yang mesti dilalui oleh Fathimah bintu Qais.
Lalu datanglah dua pinangan sekaligus dari dua sahabat mulia, Mu’awiyah bin Abi
Sufyan dan Abu Jahm. Kedua pinangan tersebut disampaikan Fathimah kepada
Rasulullah. Akan tetapi Rasulullah menyarankan untuk menolak kedua pinangan
tersebut.
Lalu?
Rasulullah justru mengarahkan Fathimah untuk menikah dengan
Usamah bin Zaid. Saat itu, Fathimah tidak suka dengan pilihan Rasulullah.
Bahkan dengan mengisyaratkan dengan tangan, Fathimah bertanya penuh heran, ”
Usamah ! Usamah! ”
Rasulullah lalu bersabda,
طَاعَةُ اللَّهِ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ
“Taat
kepada Allah dan taat kepada rasul Nya lebih baik untuk dirimu”
Subhaanallah!
Taat beragama memang benar-benar pangkal bahagia!
Siapakah Usamah bin
Zaid? Sehingga mula-mula Fathimah tidak suka dengan pilihan Rasulullah.
Biarlah
Al Imam Adz Dzahabi (Siyar ‘Alam Nubala) yang menceritakannya
kepada kita, setelah beliau membawakan hadits tentang Rasulullah yang mengajak
Al Hasan bin Ali dan Usamah bin Zaid lalu menyatakan, ”Ya Allah, sesunggunhnya
aku mencintai mereka berdua, maka cintailah mereka”
“ Usamah bin Zaid lebih tua
sepuluh tahun dibandingkan Al Hasan. Usamah kulitnya sangat hitam, bersifat
penyayang, cerdik dan pemberani”
Sebagian pensyarah hadist Fathimah
menjelaskann alasan ketidaksukaan Fathimah terhadap pilihan Rasulullah.
Alasannya, karena Usamah berkulit hitam dan keturunan budak.=Subhanallah!
“Taat
kepada Allah dan taat kepada rasul Nya lebih baik untuk dirimu”
Fathimah
pun tunduk dan taat dengan arahan dan nasehat Rasulullah.Setelah
itu,kebahagiaan, kegembiraan dan kemuliaan pun didekap erat-erat oleh Fathimah
setelah menjadi istri Usamah bin Zaid.
Fathimah menceritakan,
فَتَزَوَّجْتُهُ فَشَرَّفَنِي اللَّهُ بِأَبِي
زَيْدٍ وَكَرَّمَنِي اللَّهُ بِأَبِي زَيْدٍ
“Aku pun menikah dengan Usamah. Kemudian
Allah memuliakan diriku dengan Ibnu Zaid (Usamah) dan Allah benar-benar
memuliakan diriku dengan Abu Zaid (Usamah)”=Kisah di atas diriwayatkan oleh Al
Imam Muslim (1480) di dalam Shahih Muslim
Subhaanallah!
Taat beragama memang pangkal bahagia.
Allah adalah Dzat yang maha rahmah
dan maha luas hikmah Nya. Allah lebih menyayangi hamba dibandingkan rasa sayang
hamba kepada dirinya sendiri.Allah maha adil dan tidak mendzalimi makhluknya.
Hanya saja kita sendiri yang berbuat dzalim.
Oleh sebab itu, semua yang
diperlukan hamba untuk kebaikan akhirat dan dunia mereka telah diterangkan di
dalam agama. Segala sesuatu yang bisa mencelakakan dan merugikan hamba baik
dunia dan akhirat mereka telah dijelaskan dan dilarang pula.
Adakah ketundukan
dan ketaatan kepada Nya harus ditunda-tunda?
Rasulullah sangat menyayangi
umatnya. Beliau bisa menangis dan bersedih karena memikirkan kemaslahatan
umatnya. Semua kebaikan telah beliau sampaikan dan tidak ada yang terlewatkan.
Segala macam keburukan telah beliau peringatkan demi kebaikan kita sendiri.
Apakah
ketaatan dan ketundukan kita kepada Sunnah Rasulullah masih harus ditangguhkan?
Saudaraku
di jalan Allah, taatilah Allah dan taati pula rasul Nya! Niscaya kebahagiaan
dan ketenangan jiwa yang engkau cari-cari selama ini akan engkau raih dan
rasakan.Pasti!
Tahukah Anda tentang salah satu ciri dan karakter orang yang
beriman?
Allah berfirman di dalam Al Qur’an,
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا
دُعُوا إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَّقُولُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ
وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَآئِزُونَ
Sesungguhnya jawaban orang-orang
mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili
diantara mereka ialah ucapan "Kami mendengar dan kami patuh". Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 24:51)
Dan barangsiapa yang taat
kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka
mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS. 24:52)
Hamba yang
mukmin adalah hamba yang selalu menyatakan Sami’na wa atha’na (kami
mendengar dan kami taat) setiap kali dihadapkan dengan firman Allah dan sabda
rasul Nya.Tidak tersisa sedikitpun keraguan di dalam hati mereka di dalam
menjalankan ketaatan kepada Allah dan rasul Nya.
“Taat kepada Allah dan taat
kepada rasul Nya lebih baik untuk dirimu”
Al Imam Muslim meriwayatkan
sebuah hadits dari sahabat Salamah bin Al Akwa’ tentang seseorang yang makan
dengan menggunakan tangan kiri di hadapan Rasulullah. Nabi Muhammad berusaha
mengingatkan dan membimbing dengan baik,
“ Makanlah dengan menggunakan tangan
kanan! ”
Akan tetapi, orang tersebut menolak bimbingan Rasulullah karena
terhalang sikap sombong. Ia mengatakan,” Aku tidak bisa makan dengan
menggunakan tangan kanan”
Rasulullah pun marah dan bersabda,
لَا اسْتَطَعْتَ مَا مَنَعَهُ إِلَّا الْكِبْرُ
“Engkau
tidak akan mungkin bisa menggunakan tangan kananmu lagi! Tidak ada yang
menghalanginya (untuk menjalakan perintah Rasulullah) kecuali sikap sombong”
Subhaanallah!
Sejak
saat itu, orang tersebut tidak mampu lagi mengangkat tangan kanannya. Lumpuh!
Na’udzu
billah minal khudzlan.
Jelaslah sudah! Taat kepada Allah dan rasul Nya adalah
pangkal kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.Contohlah Fathimah bintu Qais!
Sementara durhaka kepada Allah dan rasul Nya merupakan sumber kehancuran baik
di dunia maupun di akhirat. Lihatlah orang tersebut yang lumpuh tangan
kanannya!
Ingat-ingatlah kembali prinsip hidup yang dititipkan sebagai wasiat
untuk kita oleh Al Imam Az Zuhri,
مِنْ اللَّهِ الرِّسَالَةُ وَعَلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا التَّسْلِيم
“Risalah
itu datangnya dari Allah.Rasulullah bertugas untuk menyampaikan sementara kita
hanya siap tunduk menerima”
Mudah sekali hidup ini,bukan?
Source : http://ibnutaimiyah.org/blog/post/2013/02/12/10/akhirnya-aku-pun-bahagia-bersamanya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Untaian Nasehat Untukmu. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar